Pengguna ponsel dalam waktu yang lama setiap hari beresiko meningkatkan sel pemicu kanker di otak. Demikian hasil penelitian Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO yang diumumkan di New York Amerika serikat
Hasil penelitian kanker WHO menunjukan, penguna telepon seluler atau ponsel lebih dari 30 menit beresiko mengaktifkan glioma atau penyebab tumor jinak, di bandingkan pengguna yang memperbanyak frekwensi jumlah panggilan telpon
Sedangkan hasil penelitian beberapa lembaga international dalam jurnal medis international journal of Epidemiologi, menyanggah laporan tersebut, dinyatakan, keterkaitan ponsel sebagai salah satu pemicu kanker ataupun tumor jinak belum terbukti secara menyakinkan.
Seperti di tulis dalam jurnal tersebut, sejumlah penelitian yang berlangsung selama 10 tahun melibatkan 13.000 relawan, menemukan bahwa pengguna handphone tidak meningkatkan resiko pengembangan sel meningioma. Termasuk, tidak meningkatkan faktor penyebab tumor jinak ataupun sel glioma, penyebab kanker langka dan mematikan
Bahkan sejumlah penulis jurnal yang tidak ingin diidentifikasi mengkritik hasil penelitian bisa dan salah menyebabkan interprestasi keliru, dan secara langsung akan menyalahkan HP penyebab tumor otak. Namun mereka mengakui masih ada kemungkinan ketidakteraturan dalam mensurvei beberapa fakta.
Seperti membandingkan seberapa banyak pengaruh penyakit bila pengguna menelpon secara langsung dengan memakai handsfree atau fasilitas kabel koneksi tambahan. Bahkan sejumlah peneliti mengaku belum mengaku belum mengatahui efek membawa ponsel didalam saku, ataupun menaruhnya si samping tempat tidur saat beristirahat.
Para penulis mengakui ketidakakuratan mungkin dalam survei dari fakta bahwa para peserta diminta mengingatkan seberapa banyak mereka mempergunakan telinga saat memakai ponsel selama 1 dekade terakir. Hasil untuk beberapa kelompok menunjukan pengguna ponsel benar-benar muncul untuk mengurangi resiko pengembangan kanker, sesuatu yang oleh peneliti digambarkan sebagai tidak masuk akal.
Penelitian yang di terbitkan International Journal og Epidemiologi, merupakan kompilasi penelitian di 13 negara, termasuk prancis, inggris, kanada, jerman, jepang, dan amerika serikat. Hingga kini dari total 1/4 total dana penelitian US$ 24 juta atau sekitar Rp 216 miliar yang di perlukan masih didanai oleh industri telepin seluler.
Namun WHO dengan tegas menyatakan sekalipun didanai oleh produsen handphone. indepedensi ilmuwan tetap dijamin, bahkan dilindungi industri telepon seluler atas hasil penelitiannya
Sementara, kelompok industri mobile menyatakan mendukung penuh apapun hasil penelitian. Industri ponsel juga memperhatikan keselamatan pengguna ponsel secara serius. Mereka pun berkomitmen kuat mendukung penelitian ilmiah yang sedang berlangsung. Rencananya para peneliti akan berkumpul dan membahasnya dalam forum Produsen Telepon Selular di Jenewa
sumber : liputan6.com
http://www.bumburesepmasakan.blogspot.com
http://www.buathidupbaik.blogspot.com
Hasil penelitian kanker WHO menunjukan, penguna telepon seluler atau ponsel lebih dari 30 menit beresiko mengaktifkan glioma atau penyebab tumor jinak, di bandingkan pengguna yang memperbanyak frekwensi jumlah panggilan telpon
Sedangkan hasil penelitian beberapa lembaga international dalam jurnal medis international journal of Epidemiologi, menyanggah laporan tersebut, dinyatakan, keterkaitan ponsel sebagai salah satu pemicu kanker ataupun tumor jinak belum terbukti secara menyakinkan.
Seperti di tulis dalam jurnal tersebut, sejumlah penelitian yang berlangsung selama 10 tahun melibatkan 13.000 relawan, menemukan bahwa pengguna handphone tidak meningkatkan resiko pengembangan sel meningioma. Termasuk, tidak meningkatkan faktor penyebab tumor jinak ataupun sel glioma, penyebab kanker langka dan mematikan
Bahkan sejumlah penulis jurnal yang tidak ingin diidentifikasi mengkritik hasil penelitian bisa dan salah menyebabkan interprestasi keliru, dan secara langsung akan menyalahkan HP penyebab tumor otak. Namun mereka mengakui masih ada kemungkinan ketidakteraturan dalam mensurvei beberapa fakta.
Seperti membandingkan seberapa banyak pengaruh penyakit bila pengguna menelpon secara langsung dengan memakai handsfree atau fasilitas kabel koneksi tambahan. Bahkan sejumlah peneliti mengaku belum mengaku belum mengatahui efek membawa ponsel didalam saku, ataupun menaruhnya si samping tempat tidur saat beristirahat.
Para penulis mengakui ketidakakuratan mungkin dalam survei dari fakta bahwa para peserta diminta mengingatkan seberapa banyak mereka mempergunakan telinga saat memakai ponsel selama 1 dekade terakir. Hasil untuk beberapa kelompok menunjukan pengguna ponsel benar-benar muncul untuk mengurangi resiko pengembangan kanker, sesuatu yang oleh peneliti digambarkan sebagai tidak masuk akal.
Penelitian yang di terbitkan International Journal og Epidemiologi, merupakan kompilasi penelitian di 13 negara, termasuk prancis, inggris, kanada, jerman, jepang, dan amerika serikat. Hingga kini dari total 1/4 total dana penelitian US$ 24 juta atau sekitar Rp 216 miliar yang di perlukan masih didanai oleh industri telepin seluler.
Namun WHO dengan tegas menyatakan sekalipun didanai oleh produsen handphone. indepedensi ilmuwan tetap dijamin, bahkan dilindungi industri telepon seluler atas hasil penelitiannya
Sementara, kelompok industri mobile menyatakan mendukung penuh apapun hasil penelitian. Industri ponsel juga memperhatikan keselamatan pengguna ponsel secara serius. Mereka pun berkomitmen kuat mendukung penelitian ilmiah yang sedang berlangsung. Rencananya para peneliti akan berkumpul dan membahasnya dalam forum Produsen Telepon Selular di Jenewa
sumber : liputan6.com
http://www.bumburesepmasakan.blogspot.com
http://www.buathidupbaik.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar